Sudah lekat di hati rasanya.
Terbelit tepat dan erat sepertinya.
Pencapaian menungguku, dijemput, dipeluk.
Perlahan semua terlihat menghadang, menantang dijamah.
Aku siap?
Aku tak pasti, hanya sekedar tertantang.
Tapi si tua saja bisa, apa yang muda tidak?
Harus punya asa, semangat, kemauan.
Pencapaian itu kewajiban.
KEHILANGAN [ sebuah kesalahan]
Karena cinta dan sayang ku ternyata semu.
Jika kamu sekarang terlepas, jauh dariku.
Seandainya, kamu lebih sedikit kupuja, lebih lama ku punya.
Kehilangan adalah penyesalan, dalam, karena terpisah.
Kehilangan adalah sesak di dada, banyak hilang, banyak air mata.
Dimana akan kutemukan? Dimana akan tersandarkan?
Diam, aku terpaku menunggumu pulang.
Kosong pikiran dalam sesaat ini, karena pencapaian itu lenyap bersamamu.
Hilang dalam sekejap, dan sepertinya waktu kita berkenalan memang tercatu.
Aku hanya menulis sekarang , menunggumu kamu pulang.
Di sini, di sampingku, lekat di hatiku.
Aku hanya berkata, aku hanya berkaca, aku hanya bertanya.
Apakah kamu masih pantas kumiliki?.
Pulang, aku menunggumu datang.
MERAIH MIMPI [itu sebuah perjuangan]
Begini, saya akan ngomong dengan batasan-batasan saya sebagai mahasiswa. Mahasiswa tentunya berharap, merangan-angan, bercita-cita akan sukses setelah lulus. Dan sukses itu tentunya harus dibedakan dengan lotere. Mengapa? karena saya lihat telah terjadi pergeseran idelisme mahasiswa yang terjadi akhir-akhir ini. Banyak mahasiswa yang cuma kongkow-kongkow saja, ga pernah kuliah, apalagi ngurusi catetan, dan paling banter hanya masuk kuliah kalau pas ujian atau kuis saja. Tapi ya tetep punya cita-cita jadi pejabat and punya gaji tinggi. Wah, memang susah. Tentunya para mahasiswa tersebut juga punya alasan sendiri berbuat seperti itu. Saya bukan bermaksud menjustifikasi, orang ounya hak sepenuhnya kok untuk hidup berdasar kemauan dan kemapuannya. Ya silahkan saja…..ya terserah saja…..